KOBA – Krisna (24) warga Pangkalpinang yang merupakan sahabat dari Muhammad Wahyu Saputra (21), pengemudi 1 unit mobil tangki yang meninggal dunia karena mengalami tabrakan beruntun di Jalan Raya Cambai, Kabupaten Bangka Tengah pada Selasa (7/1/2024) kemarin mengungkapkan korban memang dalam kondisi lelah.
Apalagi, korban sempat bercerita kepada Krisna belum mendapat libur dari perusahaan tempatnya bekerja PT. Mentari Sawit Makmur (LSL) yang berada di Kecamatan Air Gegas, Kabupaten Bangka Selatan.
Krisna mengatakan Wahyu adalah teman persahabatannya sejak 1 tahun yang lalu, yang mana Krisna ini bekerja di Kantor Pos dan juga bekerja sampingan di PT. LSL.
“Kami sempat bertemu sebelum tabrakan beruntun terjadi, sekira pukul 14.49 wib, sedangkan kecelakaan terjadi sekira 15.30 wib. Wahyu ini nelpon saya, ngajak ketemu di warung antara Desa Penyak dan Pantai Kebang Kemilau, kebetulan saat itu saya juga mau balik ke Pangkalpinang,” ungkapnya Krisna.
Krisna mengaku, teman persahabatan ini memang sudah kelelahan, karena tidak ada jeda narik minyak.
“Saya pribadi punya kelembaban dia lelah, karena ada tekanan dari perusahaan, harusnya dari selesai pengapalan itu ke tongkang, kita sudah memenuhi keinginan penelitian 18 trip, tapi keputusan perusahaan tetap lanjut harus narik minyak, jadi sopirnya keinginan semua, gak ada pakai libur mestinya kasih jeda,” ujar Krisna.
Dikatakan Krisna, bahkan sebelum kejadian tabrakan beruntun, almarhum Wahyu sempat menabrak trotoar.
“Keluhan ini juga sempat menceritakan almarhum ke saya, almarhum bilang capek dan lelah, bahkan sempat nabrak trotoar di Koba, bahkan wajahnya pucat,” terang Krisna.
Kemudian, setelah pertemuan tersebut Wahyu dan Krisna melanjutkan perjalanan.
“Ketika sampai ujung Namang, kami berpisah, karena saya ada tuntutan pekerjaan dari Pos, saya juga nelpon beliau berpesan hati-hati Yu, kalau capek istirahat,” dia.
Sembari meneteskan air mata, Krisna menceritakan sosok Wahyu yang dikenalnya baik.
“Sosoknya sangat baik, terutama di komunitas sopir, saya sangat mengenalnya, bahkan Ayahnya sempat nitip pesan, tolong temani Wahyu, karena dia orangnya ngantukan, namun saya ada kerjaan lain,” ujar Krisna sambil meneteskan air mata saat melihat mobil tangki yang dikendarai teman penempatan di Halaman Satlantas Polres Bangka Tengah.
Ia mengaku sangat kecewa dengan pihak perusahaan yang tidak memberikan waktu libur, agar para sopir bisa beristirahat.
“Saya pribadi dengan orangtua almarhum sangat kecewa dengan keputusan pabrik, karena tidak ada istirahatnya, tidak manusiawi pekerjaannya, setelah pengapalan kita sudah mengikuti keinginan perusahaan 18 trip, kita kejar 24 jam, lembur dan lelah, tapi gak ada kebijakan dari manejemen untuk istirahat,” katanya.
Krisna juga berdoa, agar sang sahabat diterima amal ibadahnya dan husnul hotimah.
Jenazah tadi pagi sudah diberangkatkan ke Medan, semoga almarhum diterima abal ibadanya dan husnul hotimah, imbuhnya.