KOBA – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Bangka Tengah (Bateng) mengalami lonjakan. Tercatat per 13 Juli 2025 terdapat 308 kasus dengan empat kematian.
Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Politik, dan Hukum Setdakab Bateng, M. Anas Ma’ruf, mengatakan Pemkab Bateng melalui Dinas Kesehatan telah melakukan Rapat Koordinasi Lintas Sektor sebagai langkah konkret pencegahan dan penanggulangan.
“Saat ini kita patut prihatin dengan meningkatnya kasus DBD di Bangka Tengah. Penyakit ini telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius. Oleh karena itu, saya mengajak seluruh sektor untuk bersama-sama meningkatkan kewaspadaan dan melakukan langkah-langkah pencegahan,” ujarnya, Jumat (18/7/2025).
Ia menambahkan, pemerintah akan berkomitmen untuk terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan termasuk dalam penanganan kasus DBD seperti; penguatan sistem kesehatan, peran serta lintas sektor, keterlibatan masyarakat yang berkesinambungan, serta penguatan kebijakan manajemen program dan kemitraan.
“Pencegahan DBD membutuhkan partisipasi aktif dari semua elemen, baik pemerintah maupun masyarakat. Tidak bisa hanya mengandalkan tenaga kesehatan, tetapi setiap individu, keluarga, dan komunitas memiliki tanggung jawab menjaga kebersihan lingkungan, terutama dalam pemberantasan sarang nyamuk,” tegas Anas.
Sementara itu, Ketua TP-PKK Bateng sekaligus Ketua Tim Pembina UKS Kabupaten Bangka Tengah, Eva Algafry, mengajak semua pihak untuk melakukan langkah konkret melalui edukasi dan sosialisasi ke masyarakat yang dapat dikoordinasikan oleh kecamatan dan puskesmas di wilayah masing-masing.
“Kita bisa mulai dari rumah masing-masing dengan menerapkan gerakan 3M, yakni menguras bak mandi, menutup rapat penampungan air, serta mendaur ulang barang bekas secara rutin,” jelas Eva.
Ia juga menekankan pentingnya edukasi masyarakat melalui berbagai saluran komunikasi, seperti media massa, media sosial, dan penyuluhan langsung.
Kepala Dinas Kesehatan Bateng, Zaitun, dalam kesempatan yang sama menyampaikan harapannya agar rakor ini dapat menghasilkan program nyata yang memberi dampak pada penurunan kasus DBD.
“Kami berharap seluruh pihak yang hadir dapat mendukung melalui program dan inovasi yang mampu berkontribusi dalam penanggulangan kasus DBD di Bangka Tengah,” ucap Zaitun.
Adapun sejumlah program yang disampaikan oleh tim Dinkes Bateng antara lain: pelaksanaan Jumantik (Juru Pemantau Jentik) anak sekolah, inovasi pemanfaatan tanaman pengusir nyamuk, penggunaan ikan pemakan jentik, penggerakan masyarakat dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), serta pengaktifan program Siperintis (Aksi Periksa Jentik Dirumah Sendiri).