KOBA – Dinas Pendidikan Kabupaten Bangka Tengah (Bateng) menggelar Workshop Bahasa Isyarat bagi Pendidik PAUD, bertempat di Aula SLB Koba.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan komunikasi para guru, khususnya dalam melayani peserta didik penyandang disabilitas, termasuk teman tuli.
Peningkatan kemampuan berbahasa isyarat ini dinilai penting sebagai upaya mendukung tercapainya inklusi sosial melalui jalur pendidikan, dengan harapan para guru mampu memberikan layanan yang lebih sesuai dengan kebutuhan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), sehingga pendidikan yang setara dan menyeluruh dapat terwujud di Bangka Tengah.
Lebih lanjut, saat ini terdata ada 74 ABK yang tersebar di 35 lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kabupaten Bangka Tengah.
Dalam workshop kali ini, Arindah Savitri selaku guru Sekolah Luar Biasa (SLB) didapuk sebagai narasumber. Ia tidak hanya menyampaikan materi terkait bahasa isyarat, tetapi juga mengajak para guru untuk langsung mempraktikkan sejumlah gerakan dasar.
Eva Algafry selaku Ketua TP-PKK sekaligus Bunda PAUD Bangka Tengah mengatakan kegiatan ini penting untuk mendorong keterlibatan para pendidik PAUD dalam mendukung pembelajaran inklusif, khususnya bagi ABK.
“Kami mengajak para Bunda PAUD di Bangka Tengah untuk terlibat langsung, karena saat ini sistem pembelajaran sudah bersifat inklusi, termasuk di tingkat PAUD yang juga memiliki peserta didik ABK,” ujarnya, Rabu (7/5/2025).
“Kali ini kita mengajak Bunda-bunda PAUD yang ada di Bangka Tengah untuk ikut terlibat karena sekarang sudah sistem pembelajaran inklusi, termasuk di PAUD juga ada anak-anak yang berkebutuhan khusus,” sambungnya.
Melalui pelatihan dasar bahasa isyarat ini, Eva ingin para pendidik memiliki bekal pengetahuan awal dalam menangani ABK di lingkungan lembaga masing-masing. Dirinya juga berharap akan ada kegiatan lanjutan lainnya berkaitan dengan hal ini.
“Tadi kita sudah belajar dengan Ibu Indah, guru dari SLB Koba dan kita berharap akan ada kegiatan lain juga, yang mana intinya kita ingin membantu para guru PAUD, agar bisa membantu juga anak-anak ABK di sekolahnya masing-masing,” tuturnya.
Selaku penggagas acara, Plt. Kepala Dindik Bateng, Pangihutan Sihombing, mengatakan, bahwa dengan adanya workshop bahasa isyarat ini diharapkan guru-guru PAUD nanti akan memiliki kompetensi dasar dalam menangani anak-anak ABK yang ada di sekolah-sekolah.
“Setelah mengikuti workshop, para guru PAUD ini dapat menyampaikan kembali kepada teman-teman dan masyarakat yang ada di sekitar sekolah terkait dengan penggunaan-penggunaan bahasa isyarat untuk berkomunikasi dengan anak-anak ataupun masyarakat yang memiliki keterbatasan dalam berbicara,” terang Sihombing.
Dirinya menyebutkan, Dindik nantinya akan membuat sebuah pelatihan untuk mendukung hal ini.
“Oleh karena itu, kedepannya guru-guru TK, SD, dan SMP akan kita coba cari cara bagaimana melatih mereka untuk memiliki kompetensi dalam menangani anak-anak berkebutuhan khusus di wilayah Bangka Tengah,” tandasnya.