Angka HIV/AIDS di Bangka Tengah Meningkat Jadi 17 Kasus

KOBA – Kasus HIV/AIDS di Kabupaten Bangka Tengah (Bateng) mengalami peningkatan signifikan pada tahun 2024, jika dibandingkan tahun 2023.

Tercatat, kasus HIV/AIDS di tahun 2023 sebanyak 11 kasus, sedangkan tahun 2024 menjadi 17 kasus.

Zaitun selaku Kepala Bidang Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Bangka Tengah mengungkapkan, jika 3 tahun terakhir kasus HIV/AIDS meningkat drastis.

“Kalau dilihat 3 tahun ini naik. Tahun 2024 saja ada 17 kasus dan naik dari tahun 2023,” ujarnya Jumat, (3/1/2025).

Ia melanjutkan, melonjaknya kasus HIV/AIDS di Bangka Tengah terjadi akibat kesadaran masyarakat yang sudah tidak sadar dalam memeriksakan kesehatannya di pusat pelayanan kesehatan, sehingga adanya deteksi awal.

“Kalau kemarin orang masih takut dan menganggap ini (penyakit HIV/AIDS) adalah aib. Namun, karena masyarakat sudah sadar dan ingin menghentikan peredarannya, maka sekarang rutin yang memeriksa,” ungkapnya.

Kabid pengendalian penyakit itu juga menyebutkan, telah berupaya mengoptimalkan sosialisasi bebas HIV/AIDS, upaya deteksi dengan semua sektor kesehatan dan upaya kemitraan untuk memberikan edukasi bagaimana cara mengurangi risiko HIV/AIDS.

“Kita juga punya tenaga penyuluh kesehatan di setiap UPTD, kemudian ada kemitraan dan pastinya identitas pasien HIV/AIDS kita jaga dengan baik dan kita pantau semua pasiennya, agar tidak terjadi penularan,” tuturnya.

Zaitun juga menginfokan, bahwa Kecamatan Koba dan Kecamatan Pangkalanbaru menjadi daerah paling banyak kasus HIV/AIDS, karena memang kesadaran kesehatan di 2 kecamatan sudah baik dan sering melakukan deteksi dini.

“Walau Koba dan Pangkalanbaru memang banyak kasus HIV/AIDS, tapi bukan berarti Lubukbesar, Namang, Simpangkatis dan Sungaiselan tidak banyak ya. Cuma kurang kesadaran dan takut periksa saja,” tuturnya.

Ia melanjutkan, jika kasus HIV/AIDS memang terjadi karena adanya hubungan sesama jenis atau maraknya kaum LGBT yang terus berkembang sampai saat ini. Ditambah lagi, banyak jajan sembarangan (Melakukan Hubungan Intim Berganti Pasangan).

Baca Juga :  Dugaan Mal Administrasi Pemilihan RT, RW dan Kaling PM, Camat Koba Pastikan Sesuai Prosedur

“Memang banyak terjadi HIV/AIDS karena kaum LGBT yang marak. Terus juga banyak yang suka gonta ganti pasangan. Itu yang harus dicegah,” ujarnya.

Ia menghimbau agar masyarakat melakukan deteksi dini penyakit HIV dan juga jangan mendiskriminasi penderita HIV/AIDS seperti pelaku kejahatan.

“Ya kita himbau masyarakat segera melakukan deteksi dini penyakit HIV/AIDS, agar penularannya bisa terputus dan pengobatannya bisa diberikan dengan baik. Terus jangan jadikan penderita HIV/AIDS seperti penjahat. Jamuan harus kita dukung,” tutupnya.

Bagikan :
Facebook
WhatsApp

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You cannot copy content of this page

Scroll to Top