KOBA – Tutupnya 2 pabrik kelapa sawit milik pengusaha Koba Aon tidak hanya dirasakan oleh para karyawan ke 2 pabrik itu saja yang harus merasakan PHK massal. Namun juga turut berdampak kepada para petani sawit di Bangka Tengah.
Dampak yang paling dirasakan oleh petani sawit saat ini adalah turunnya harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit dari harga sebelumnya. 2 pabrik sawit milik Aon tersebut selama ini cukup membantu masyarakat Bangka Tengah dan juga Bangka Selatan untuk menjual TBS sawit miliknya.
“Setelah tutupnya 2 pabrik milik Aon cukup berdampak bagi kami selaku petani, yang paling kami rasakan saat ini adalah turunnya harga beli TBS sawit yang turun cukup signifikan setelah penutupan 2 pabrik Aon,” ujar Desta salah seorang petani, kamis (23/5/2024).
Tidak hanya harga beli saja yang turun saat ini namun petani juga merasa kesulitan menjual TBS sawit miliknya diakibatkan para pembeli sawit mulai cerewet terkait ukuran TBS.
“Pembeli juga saat ini sangat cerewet dan pilih-pilih beli TBS sawit milik kami, jika ukurannya kecil kemungkinan TBS sawit milik kami bakalan ditolak dan berpengaruh untuk penghasilan kami,” ungkapnya.
Petani berharap kepada pemerintah untuk segera mengambil tindakan terkait tutupnya 2 pabrik milik Aon tersebut, mengingat dampak yang cukup besar kepada para petani.
Petani juga mengapresiasi tindakan yang diambil oleh Kejagung RI terkait pemberantasan korupsi yang menyeret Aon selaku pemilik pabrik sawit yang diblokir rekeningnya, sehingga ke 2 pabrik harus tutup dan PHK para karyawannya.
“Kami tidak mempermasalahkan terkait apa yang dilakukan oleh Kejagung, tapi kami berharap pemerintah juga punya solusi untuk 2 pabrik tersebut , mengingat banyak petani sawit di Bangka belitung, khususnya di Bangka Tengah,” tuturnya.
Petani juga berharap 2 pabrik sawit tersebut dapat kembali beroperasi agar harga TBS sawit kembali normal, mengingat saat ini memasuk lebaran idul adha dan tidak kalah penting lagi memasuki tahun ajaran baru sekolah sehingga masyarakat membutuhkan uang untuk keperluannya.(RED)