Modus Sosialisasi tapi Minta Uang, 2 Pria Asal Sumbagsel Diamankan Polisi

KOBA – Dua pria mengaku wartawan dari wilayah Sumbagsel diduga meminta uang kepada Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Bangka Tengah (Bateng).

Dua orang tersebut bernama Dona Firhan dan Hardi, yang meminta uang dengan modus sosialisasi kawasan tanpa asap rokok serta menanyakan dana Bos kepada pihak sekolah.

Bahkan, untuk melancarkan modusnya, kedua pelaku membawa catatan berisi nama penyumbang, intansi, nominal bantuan yang diberikan serta tandatangan dan cap pihak intansi dengan kop surat bertuliskan Dewan Pimpinan Daerah Provinsi Jambi Himpunan Insan Pers Seluruh Indonesia (HIPSI).

Lebih lanjut, Dona mengaku dirinya memang wartawan dan meminta bantuan operasional untuk tugas peliputan ke Sekolah-sekolah dan Kades.

“Iya, kami wartawan daerah Sumbagsel, cuma mau sosialisasi tentang kawasan asap rokok dan juga nanya tentang dana bos. Memang, kami meminta bantuan biaya ke sekolah-sekolah untuk operasional kami meliput,” ujar Dona.

Kepala SDN 10 Koba, Pahtoni mengungkapkan, jika dua orang tersebut memang mendatangi sekolah-sekolah dasar di Bangka Tengah dengan modus ingin melakukan sosialisasi, namun berujung meminta uang untuk operasional liputan.

“Pertama, saya menerima info dari teman-teman sekolah yang sudah terlebih dahulu menjadi korban, mereka mengatakan jika ada orang yang datang ke sekolah mengaku sebagai wartawan dan meminta uang, abaikan saja,” ujarnya.

“Sehingga, saya abaikan mereka dan langsung menghubungi Kanit Reskrim Polsek Koba untuk memohon bantuan, bahwa ada dua orang mengaku wartawan datang ke sekolah mau sosialisasi, tapi sosialisasi tidak dilaksanakan, malah minta uang,” sambungnya.

Dikatakan Pahtoni, selain mendatangi SDN 10 Koba, kedua pelaku terlebih dahulu sudah melakukan aksinya di SDN 11 Koba dan sekolah lainnya.

“Mereka ini minta uang, dikasih Kepala SDN 13 Koba Rp50.000, malah minta tambah, yang Rp50.000 tadi ditulis Rp100.000, kemudian SDN 11 Koba beri Rp200.000 ditulis Rp900.000, minta tandatangan dan cap juga, inikan buat saya berpikir, ada motif apa dibalik ini,” terangnya.

Baca Juga :  Tingkatkan Sinergitas, Polsek Koba Gelar Bakti Sosial Gotong Royong Bersama

Pahtoni merasa khawatir dan takut, dengan pemberian sekian, tapi ditulis nominal yang lebih besar, maka sekolah-sekolah lain akan diminta uang lebih besar.

“Atau teman-teman yang lain melihat sekolah lain ngasih uang lebih besar, jadi malu atau tidak enak ngasih nominal sedikit, benar-benar kami merasa dirugikan dan akan kami lawan, ini jelas modus operandi pemerasan,” tuturnya.

Ia berharap, pihak Polres Bangka Tengah bisa mengatasi permasalahan ini dan berterimakasih kepada Polsek Koba yang sigap dan bergerak cepat.

“Saya belum jadi korban, karena saya pelajari dulu konteksnya, yang ngasih Rp200.000 malah ditulis Rp900.000, timbul pertanyaan apa tujuannya, jelas ini pemerasan, takutnya jika dibiarkan, akan muncul korban lainnya dan mohon untuk diproses,” ucapnya.

Sementara itu, Aiptu. Doni selaku Kanit Reskrim Polsek Koba membenarkan adanya 2 orang pria yang mengaku wartawan dengan modus datang ke sekolah ingin sosialisasi dan meminta bantuan berupa uang sudah diamankan.

“Benar, kami sudah amankan 2 orang yang mengaku wartawan dan mau melakukan sosialisasi, tapi meminta uang operasional peliputan dan saat ini 2 orang tersebut sudah kami serahkan ke Polres Bangka Tengah untuk penyidikan lebih lanjut,” pungkasnya.

Bagikan :
Facebook
WhatsApp

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You cannot copy content of this page

Scroll to Top