Asak Kawa Pasti Pacak dari Sektor Pertambangan Move On ke Pariwisata

oleh: Asri Novi Purnama Sari (Mahasiswa S2 Manajemen UBB dan Staff Bagian Keuangan dan Umum Jurusan Kedokteran UBB)

Bangka Belitung adalah sebuah Provinsi kepulauan yang memiliki luas wilayah 81.725,06 kilometer persegi, yang terdiri dari 16.424,06 kilometer persegi daratan dan 65.301 kilometer persegi lautan. Dapat disimpulkan bahwa Kep.Bangka Belitung adalah sebuah Provinsi yang banyak dikelilingi oleh perairan dan ini bisa menjadi potensi penghasilan yang bukan hanya berbangku pada sektor pertambangan melainkan keindahan alam yaitu berbasis wisata air. Bangka Belitung yang terkenal dengan keindahan alamnya, khususnya pantai-pantai yang indah dengan formasi bebatuan granitnya yang unik dan menjadi nilai tersendiri bagi objek pariwisata.

Disamping suguhan keindahan alam, penulis merasa prihatin dengan kondisi perekonomian Provinsi Bangka Belitung yang saat ini mengalami berbagai dinamika seperti:
1. Pada triwulan 1 th 2024 ekonomi Bangka Belitung mengalami kontraksi sebesar 7,24% dibandingkan triwulan sebelumnya
2. Pada triwulan III th 2024, ekonomi Bangka Belitung tumbuh sebesar 0,13% secara tahunan, lebih lambat dibandingkan triwulan III pada tahun 2023 yang tumbuh sebesar 4,01%
3. Pada triwulan II tahun 2024, ekonomi Bangka Belitung tumbuh sebesar 1,03% secara tahunan
Lalu sebenarnya faktor apa yang mempengaruhi kondisi ekonomi Bangka Belitung menjadi lemah?
Setidaknya ada 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi kondisi ini yaitu:
1. Pertambangan yang mengalami kontraksi akibat berkurangnya produksi bijih timah.
2. Pendapatan masyarakat yang menurun drastis imbas dari adanya pengungkapan korupsi timah
3. Perusahaan finansial menghadapi kredit macet, sehingga konsumen yang biasa nongkrong di jam istirahat tidak lagi datang

Melihat realita kondisi ekonomi Bangka Belitung ini, penulis menyarankan pemerintah harus segera mengambil langkah cepat dan cerdas untuk segera move on (beralih) dari fokus utama pertambangan menuju pariwisata dengan menerapkan Data Driven Decision Making (DDDM).

Baca Juga :  Tabungan Syariah vs Tabungan Konvesional, Mana yang Tepat Untuk anda pilih ?

Lalu bagaimana penerapan DDDM ini pada sektor pariwisata Bangka Belitung?
Sebagai destiniasi, pemerintah Bangka Belitung dapat menggunakan DDDM untuk dapat memaksialkan potensi pariwisata. Dengan menganalisis data kunjungan wisata dan tren preferensi wisata, penyedia layanan dapat merancang paket wisata yang lebih sesuai kebutuhan pasar, seperti ekowisata atau wisata bahari.

Penerapan DDDM di Bangka Belitung, adalah langkah cerdas untuk memberikan peluang besar untuk masyarakat dan pemerintah. Dengan slogan asak kawa (asalkan mau) pasti bisa menjadikan kelesuhan perekonomian bangka belitung bangkit melalui sektor pariwisata.

Bagikan :
Facebook
WhatsApp

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You cannot copy content of this page

Scroll to Top