KOBA – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bangka Tengah (Bateng) memperkirakan pertumbuhan ekonomi di tahun 2024 akan melambat karena melemahnya sektor pertambangan.
Hal ini diungkapkan Kepala Bappeda Bangka Tengah, Joko Triadhi kepada awak media pada Rabu, (11/9/2024) di kantornya.
Dikatakan Joko Triadhi, Kabupaten Bangka Tengah masih bergantung pada sektor pertambangan yang menyumbang 11 sampai 12 persen PDB.
Ia menuturkan, sektor lain seperti jasa dan pariwisata untuk sementara ini belum signifikan mengangkat laju percepatan pertumbuhan ekonomi di Bangka Tengah.
“Untuk sementara ini belum sangat signifikan, karena kontribusi dalam PDRB itu masih sangat kecil,” terang Joko.
Misalnya, dari sisi pariwisata yang bisa dilihat dari pendapatannya melalui sektor akomodir, makan-minum atau UMKM yang relatif kontribusi PDRB-nya baru sampai 2 persen.
Meskipun sektor selain pertambangan tumbuh cukup tinggi di Kabupaten Bangka Tengah, tapi agregat kontribusinya secara akumulatif belum signifikan.
“Belum terlalu signifikan mendongkrak, tapi untuk ke depan ini memang harus terus kita kembangkan, mulai mengurangi ketergantungan sektor pertambangan,” terangnya.
Lebih lanjut, Joko Triadhi menjelaskan efek dari sektor pertambangan yang terganggu dan laju pertumbuhan ekonomi yang lambat berdampak pada daya beli masyarakat.
“Masyarakat Bangka Tengah, paling banyak bekerja di 2 sektor, yakni pertanian dan pertambangan, jika 2 sektor ini terganggu pasti berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat, hal ini juga mempengaruhi daya beli masyarakat, sehingga daya beli turun,” ujarnya.
“Kalau permasalahan pertambangan sudah selesai, mudah-mudahan perekonomian akan ada perbaikan, perkiraan tahun depan sudah ada perbaikan,” pungkasnya.(SAK)