April 7, 2025

KOBA

Pemkab Bangka Tengah Tunggu 2 Pegawai DLH Kembalikan Uang

KOBA – Dua pegawai Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bangka Tengah (Bateng) yang terlibat kasus perjanjian kerja sama (PKS) Tahura Bukit Mangkol telah diminta mengembalikan uang. Hasil audit Inspektorat Bateng meminta kedua pegawai yang merupakan pasangan suami istri tersebut mengembalikan uang sebesar yang telah diperoleh dari PT XL. Namun, Pj Sekda Bangka Tengah, Syarifullah Nizam mengungkapkan pemerintah kabupaten akan mengikuti mekanisme dan menunggu pihak yang bersangkutan mengembalikan uang. “Setelah itu baru kita lakukan langkah-langkah yang berkaitan dengan aturan kepegawaian yang harus diterapkan kepada yang bersangkutan,” ujarnya, Senin (7/4/2025). Ia menilai, kasus tersebut terjadi karena kurangnya fungsi kontrol yang bersangkutan terhadap dirinya sendiri, bukan karena lemahnya kontrol dari pimpinan DLH Bateng. “Seseorang yang ditugaskan, harus melaporkan apa yang dikerjakannya itu kepada atasannya, wajib ini. Barangkali yang bersangkutan tidak melaporkan kepada pimpinannya,” terangnya. Sehingga, Syarifullah Nizam menilai perjanjian kerja sama Tahura Bukit Mangkol dengan PT XL bermasalah, karena tidak terpenuhinya asas-asas pelaporan dari bawahan kepada atasan. “Ini hanya mekanisme, ada pola-pola yang tidak sepenuhnya dilakukan oleh yang bersangkutan. Mekanisme yang tidak sesuai dengan kaidahnya,” tandasnya.

KOBA

Harga Sayur di Pasar Koba Naik Pasca Lebaran

KOBA – Harga komoditas pangan mengalami kenaikan di pasar Koba seusai libur Lebaran Idul Fitri 1446 H/2025 M. Paling tinggi terjadi pada komoditas sayur. Pantauan di Pasar Modern Koba, Senin (7/4/2025), harga bawang merah mencapai Rp 50 ribu per kilogram, bawang putih Rp 46 ribu per kilogram, cabai rawit Rp 80 ribu per kilogram, cabai merah Rp 45 ribu per kilogram. Sementara itu, sawi putih Rp 20 ribu per kilogram, kangkung Rp 15 ribu per kilogram, daging ayam Rp 35 ribu per kilogram. Salah satu pedagang di Pasar Koba, Inem, mengatakan harga kangkung biadanya dibanderol Rp 5 ribu per kilogram, sedangkan saat ini naik 3 kali lipat. “Sedangkan sawi biasanya Rp 10.000 per kilogram, sekarang mencapai Rp 20.000 per kilogram, hal ini dikarenakan persedian sedikit, sedangkan permintaan melonjak,” tuturnya. Menurut Inem, kondisi kenaikan harga sayur-sayuran sering terjadi saat libur Lebaran, lantaran pasokan sayur mayur belum sepenuhnya stabil, dikarenakan banyak petani yang belum melakukan panen. “Jadi, stok dari pengepul sayur-sayuran saat Lebaran seperti ini memang sedikit, inilah yang menyebabkan harganya meningkat di pasaran,” tambahnya. Sementara itu, Mei salah satu pembeli mengaku lebih memilih beli sayur, dibandingkan daging, dikarenakan sudah bosan dengan menu perdagingan. “Meskipun harga sayur naik, tapi terpaksa tetap beli, karena sudah bosan selama lebaran menunya pasti daging,” ujarnya. “Semoga harga sayur kembali normal, sehingga bisa makam sayur tanpa memikirkan harga sayur yang mahal, apalagi ekonomi pasca lebaran belum sepenuhnya pulih,” imbuhnya.

You cannot copy content of this page

Scroll to Top