Sukses Terapkan Smart Farming, Pokdakan Pinang Raya Panen Ikan Tawar Hingga 1 Ton
BANGKA TENGAH – Melalui program Smart Farming, Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Pinang Raya, Desa Pinang Sebatang berhasil panen ikan air tawar, jenis patin dan nila hingga 1 ton lebih. Bupati Bangka Tengah, Algafry Rahman yang turut hadir dalam panen ikan Pokdakan Pinang Raya mengatakan keberadaan program ini mempunyai dampak besar dan sangat membantu pokdakan. “Dari implementasi automatic feeder yang merupakan bantuan BI Babel, pokdakan mendapat banyak sekali keuntungan mulai dari efisiensi biaya, durasi budidaya yang lebih cepat 10 hari dari budidaya konvensional sebelumnya, serta peningkatan omset,” terangnya, Jumat (7/2/2025). Sebelumnya untuk ikan patin memperoleh omset Rp6.765.000 menjadi Rp7.659.000, dan omset ikan nila yang sebelumnya sebesar Rp4.250.000 menjadi Rp5.585.000. “Saya juga berharap budidaya ikan air tawar ini bisa menjadi supply untuk PMBG (Program Makan Bergizi Gratis), karena ikan air tawar juga memiliki kandungan gizi yang tinggi,” terang Algafry. Dengan adanya program ini pengolahan ikan air tawar tidak hanya dijual dalam bentuk segar, namun juga bisa dibuat menjadi produk ikan marinasi (bumbu) dan ikan asap (salai) yang dikelola oleh istri para pembudidaya, sehingga memperluas jangkauan pemasaran dan alternatif solusi saat terjadi over supply. “Saya berharap teman-teman Pokdakan Pinang Raya menjadi contoh bagi pokdakan lainnya untuk terus berkembang. Tidak ada yang tidak mungkin kalau berusaha. Buktinya Pokdakan Pinang Raya yang sudah berdiri sejak tahun 2008 masih tetap eksis,” ucapnya. Sementara itu, Ketua Pokdakan Pinang Raya, Feriyadi (43), menjelaskan dibutuhkan jangka waktu kurang lebih 4 hingga 5 bulan produksi hingga panen budidaya ikan nila dan patin. Bahkan disampaikan Feriyadi, panen skala besar itu rata-rata dengan tebaran 4.000 benih dapat meraih hingga 800 kg ikan nila. “Sedangkan untuk patin, dari 3.000 tebaran benih yang kita lakukan dapat mencapai target hingga 1 ton 500 kg. Sejak 2013 kita sudah menjual hasil budidaya ikan ini baik ke Pangkalpinang maupun kabupaten lain di (Pulau) Bangka,” ungkap Feriyadi. Ia pun merasa terbantu dengan bantuan program dari Bank Indonesia serta dukungan dari Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah kepada para pembudidaya yang ada di Desa Pinang Sebatang. “Alhamdulillah, dengan bantuan Smart Digital Farming ini masyarakat sangat terbantu. Menggunakan smart digital farming kita bisa melakukan pembudidayaan dengan baik serta teratur, bahkan bisa mengurangi rasio jumlah pakan yang awalnya dengan cara manual itu FCRnya (Feed Conversion Ratio) 1.5 sekarang dengan ini FCRnya menjadi 1.3,” ujarnya. “Tak hanya itu juga, dengan mesin pengasapan ikan yang dibantu oleh BI, juga sangat membantu mengembangkan perekonomian dengan cara inovasi-inovasi baru seperti ikan asap dan marinasi yang saat ini kita kembangkan,” imbuhnya.