January 5, 2025

KOBA

Layanan BPJS Kesehatan Kelas 1, 2 dan 3 Dihapus, Bateng Terapkan Kelas Rawat Inap Standar

KOBA – Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah (Bateng), Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), menerapkan Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) secara optimal pada tahun 2025. “Dengan dihapusnya sistem kelas 1, 2, dan 3 dalam layanan BPJS Kesehatan, maka KRIS wajib kita terapkan secara optimal,” ujar Kepala Dinss Kesehatan Bangka Tengah Zaitun pada Minggu (5/1/2025). Ia menerangkan, rumah sakit yang menerapkan KRIS harus memenuhi 12 standar pelayanan yang ditetapkan, termasuk ventilasi udara yang baik, pencahayaan memadai, dan kelengkapan tempat tidur dengan fasilitas  nurse call . Langkah ini diambil untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan menjamin kesetaraan bagi seluruh peserta BPJS Kesehatan. Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah juga melakukan peningkatan pembangunan fasilitas kesehatan rumah sakit sesuai dengan standar BPJS Kesehatan sebagai persiapan penerapan KRIS. “Kami juga fokus membangun gedung rumah sakit dan kamar untuk memenuhi standar pelayanan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan untuk memastikan bahwa semua pasien BPJS Kesehatan mendapatkan pelayanan yang sama tanpa ada perbedaan kelas di semua rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan,” terangnya. Secara keseluruhan, katanya, berbagai langkah dan kebijakan yang diambil menunjukkan komitmen yang kuat dalam meningkatkan layanan kesehatan dan memastikan akses yang merata bagi seluruh masyarakat melalui program BPJS Kesehatan. “Pada tahun 2025, kami berkomitmen untuk terus meningkatkan layanan kesehatan bagi masyarakat melalui program BPJS Kesehatan,” imbuhnya.

KOBA

APD Indonesia Kaji Pilkada Calon Tunggal, Rencanakan Workshop di Bangka Belitung

JAKARTA – Akademi Pemilu dan Demokrasi (APD) Indonesia bersama Koordinator Daerah APD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sedang melakukan penelitian mendalam terkait calon Pilkada tunggal yang dilaksanakan pada 27 November 2024 di Bangka, Bangka Selatan, dan Kota Pangkalpinang. Penelitian ini bertujuan mengkaji pola partisipasi masyarakat, perilaku politik, dan keterwakilan pemilih dalam Pilkada dengan satu pasangan calon. Direktur APD Indonesia, Masykurudin Hafidz, menyatakan bahwa penelitian ini akan menggali lebih dalam mengenai dampak Pilkada calon tunggal terhadap perilaku politik masyarakat. “Kami ingin mengetahui bagaimana pemilih menanggapi batasan pilihan dan sejauh mana mereka merasa dikurung dalam Pilkada ini,” ungkap Masykurudin, Minggu, (5/1/2025). Penelitian ini diharapkan memberikan masukan konstruktif bagi perbaikan regulasi Pilkada dan mekanisme pemilu ke depan. Sebagai langkah lanjutannya, APD Nasional bersama APD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berencana menggelar workshop di beberapa perguruan tinggi di Bangka Belitung. Workshop ini akan mengajak mahasiswa dan akademisi untuk berdiskusi tentang partisipasi politik, sistem pemilu, dan pentingnya keterwakilan dalam Pilkada. Sementara itu, Koordinator Daerah APD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Robianto, mengungkapkan dukungannya terhadap penelitian APD Nasional. “Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan dalam perbaikan regulasi pemilu yang bermanfaat bagi penyelenggara, pemerintah, masyarakat, dan partai politik,” kata Robianto. “Pasca Pilkada 2024, ini merupakan bagian dari upaya kami untuk membantu penyelenggaraan Pilkada melalui penelitian, sehingga bisa memberikan masukan untuk perbaikan ke depan,” tambahnya.

KOBA

Cegah Sebaran Wabah Malaria, Dinkes Bateng Lakukan 4 Langkah Ini

KOBA – Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah (Bateng), Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mewaspadai penyebaran wabah penyakit malaria dalam kondisi cuaca ekstrem saat ini. “Dengan kondisi cuaca yang tidak menentu saat ini, memang penyakit malaria harus kita waspadai, karena sangat berpotensi berkembangnya nyamuk pembawa wabah penyakit tersebut,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Bangka Tengah Zaitun, pada Minggu (5/1/2025). Sejak tahun 2019 daerah itu sudah berstatus eliminasi malaria, namun bukan berarti tidak ada kasus malaria lokal yang ditemukan di kabupaten itu. Dinas Kesehatan Bangka Tengah tetap waspada dan melakukan berbagai upaya pencegahan untuk memastikan penyakit ini tidak kembali merebak, terutama mengingat kondisi cuaca ekstrem yang dapat meningkatkan risiko penularan. Dinas Kesehatan Bangka Tengah setidaknya melakukan empat langkah pencegahan yaitu sosialisasi dan edukasi, pemantauan kasus, kerja sama lintas, peningkatan sektor imunisasi. “Sosialisasi dan edukasi kami lakukan dalam kegiatan penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) untuk mencegah berkembangnya nyamuk Anopheles, vektor penular malaria itu,” terangnya. Kemudian, melakukan surveilans aktif untuk mendeteksi secara dini adanya kasus malaria, terutama bagi warga yang baru kembali dari daerah endemis malaria. Berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah provinsi dan pusat, untuk memastikan ketersediaan sumber daya dalam pencegahan dan penanganan malaria. Mendorong partisipasi masyarakat dalam program imunisasi rutin sebagai upaya pencegahan penyakit menular, meskipun untuk malaria belum ada vaksin yang tersedia. Zaitun mengimbau masyarakat untuk terus menjaga kebersihan lingkungan, menghindari penampungan udara yang dapat menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk, dan segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala demam setelah bepergian ke daerah endemis malaria. “Dengan upaya bersama antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan Kabupaten Bangka Tengah dapat mempertahankan status bebas malaria dan meningkatkan derajat kesehatan warga,” pungķasnya.

You cannot copy content of this page

Scroll to Top